Pengendalian hama dan penyakit pada kelapa sawit
Gejala serangan :
- Tanaman tumbuh abnormal dan lemah
- Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning
Penyebab :
Jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.
Cara pengendalian :
- Melakukan kegiatan persemaian dengan baik
- Mengatur pengairan agar tidak terjadi kekeringan di pertanaman
Gejala serangan:
- Daun berwarna hijau pucat
- Jamur yang terbentuk sedikit
- Daun tua menjadi layu dan patah
- Dari tempat yang terinfeksi keluar getah
Penyebab :
Jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum.
Cara pengendalian dan pencegahan :
- Membongkar tanaman yang terserang dan selanjutnya dibakar
- Melakukan pembumbunan tanaman
3. Penyakit Busuk Batang Atas (Upper stem rot)
Gejala serangan:
- Warna daun yang terbawah berubah dan selanjutnya mati
- Batang yang berada sekitar 2 m di atas tanah membusuk
- Bagian yang busuk berwarna cokelat keabuan
Penyebab :
Jamur Fomex noxius.
Cara pengendalian :
- Melakukan pembongkaran tanaman yang terserang dan membuang bagian tanaman yang terserang
- Bekas luka selanjutnya ditutupi dengan obat penutup luka
4. Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang (Dry basal rot)
Gejala serangan :
Tandan buah membusuk dan pelepah daun bagian bawah patah.
Penyebab :
Jamur Ceratocytis paradoxa.
Cara pengendalian :
Membongkar tanaman yang terserang hebat dan selanjutnya dibakar.
5. Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)
Gejala serangan:
Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.
Penyebab :
Belum diketahui dengan pasti.
Cara pengendalian : Memotong bagian kuncup yang terserang.
6.Penyakit Busuk Titk Tumbuh (Bud rot)
Gejala serangan :
- Kuncup tanaman membusuk sehingga mudah dicabut
- Aroma kuncup yang terserang berbau busuk
Penyebab :
Bakteri Erwinia.
Cara pengendalian :
Belum ada cara efektif untuk memberantas penyakit ini.
7. Penyakit Garis Kuning (Patch yellow)
Gejala serangan:
Terdapat bercak daun berbentuk lonjong berwarna kuning dan di bagian tengahnya berwarna cokelat.
Penyebab :
Jamur Fusarium oxysporum.
Cara pengendalian :
Melakukan inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Hal ini bertujuan agar serangan penyakit di persemaian dan pada tanaman muda dapat berkurang.
8. Penyakit Antraknosa (Anthracnose)
Gejala serangan :
- Terdapat bercak-bercak cokelat tua di ujung dan tepi daun
- Bercak-bercak dikelilingi warna kuning
- Bercak ini merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang
Penyebab :
Jamur Melanconium sp., Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum.
Cara pengendalian :
- Melakukan pengaturan jarak tanam, penyiraman secara teratur dan pemupukan berimbang
- Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama.
Pengaplikasian Captan 0,2% atau Cuman 0,1%.
9. Penyakit Tajuk (Crown disease)
Gejala serangan :
Helai daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.
Penyebab:
Sifat genetik yang diturunkan dari tanaman induk.
Cara pengendalian :
Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier penyakit ini.
10. Penyakit Busuk Tandan (Bunch rot)
Gejala serangan:
Terdapat miselium berwarna putih di antara buah masak atau pangkal pelepah daun.
Penyebab :
Jamur Marasmius palmivorus.
Cara pengendalian :
Melakukan kastrasi, penyerbukan buatan dan menjaga sanitasi kebun, terutama pada musim hujan.
Pengaplikasian difolatan 0,2 %
B. Hama
1. Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)
Gejala serangan :
- Daun terserang menggulung dan tumbuh tegak
- Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering.
Cara pengendalian:
- Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar
- Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit
2. Tungau (Oligonychus sp.)
Gejala serangan :
Daun yang terserang berubah warnanya menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).
Cara pengendalian :
Pengaplikasian akasirida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2 g/l.
3. Pimelephila ghesquierei
Gejala serangan :
Serangan menyebabkan lubang pada daun muda sehingga daun banyak yang patah.
Cara pengendalian :
- Serangan ringan dapat diatasi dengan memotong bagian yang terserang
- Pada serangan berat dilakukan penyemprotan parathion 0,02%.
4. Ulat api (Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta)
Gejala serangan :
Daun yang terserang berlubang-lubang. Selanjutnya daun hanya tersisa tulang daunnya saja.
Cara pengendalian :
Pengaplikasian insektisida berbahan aktif triazofos 242 g/l, karbaril 85 % dan klorpirifos 200 g/l.
5. Ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti dan Crematosphisa pendula)
Gejala serangan:
- Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi
- Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.
Cara pengendalian :
Pengaplikasian timah arsetat dengan dosis 2,5 kg/ha atau dengan insektisida berbahan aktif triklorfon 707 g/l, dengan dosis 1,5-2 kg/ha.
6. Belalang Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus
Gejala serangan:
Terdapat bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang.
Cara pengendalian :
Pengendalian dapat dilakukan dengan mendatangkan burung pemangsanya.
7. Kumbang Oryctes rhinoceros
Gejala serangan :
Daun muda yang belum membuka dan pada pangkal daun berlubang-lubang.
Cara pengendalian :
Menggunakan parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes.
Melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.
8. Ngengat Tirathaba mundella (penggerek tandan buah)
Gejala serangan:
Terdapat lubang-lubang pada buah muda dan buah tua.
Cara pengendalian :
Pengaplikasian insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 g/l atau andosulfan 350 g/l.
9. Tikus (Rattus tiomanicus dan Rattus sp.)
Gejala serangan:
- Pertumbuhan bibit dan tanaman muda tidak normal
- Buah yang terserang menunjukkan bekas gigitan.
Cara pengendalian :
Melakukan pengemposan pada sarangnya atau mendatangkan predator tikus, seperti kucing, ular dan burung hantu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar